ORIENTASI: PELATIHAN UNTUK KARYAWAN BARU
Orientasi adalah perkenalan yang terencana bagi karyawan baru kepada pekerjaan mereka, rekan kerja, dan organisasi. Meskipun demikian, orientasi sebaiknya tidak dilakukan secara mekanis, dengan kata lain harus melalui proses yang searah. Oleh karena seluruh karyawan berbeda, orientasi harus menampung kesadaran yang sensitif dari kecemasan, ketidakpastian, dan kebutuhan dari setiap individu. Orientasi dalam satu bentuk yang lainnya ditawarkan oleh sebagian besar pengusaha.
Ada 3 (tiga) tingkatan orientasi yang perlu dialami karyawan sebelum benar-benar mereka dapat bertingkah laku secara sesuai di perusahaan.
a.         Pertama,hal-hal yang berkaitan dengan tugas dan pekerjaannya. Disini selain pengarahan yang diberikan oleh manajer divisi di kelas, seorang karyawan baru juga perlu dibimbing ketat oleh seseorang yang sudah mengenal tugas tersebut dengan baik. Terkadang seorang profesional sekalipun, walau sudah terampil dalam menjalankan tugas, tetap perlu mengetahui bagaimana kebiasaan-kebiasaan dalam perusahaan yang dijalankan, yang mungkin berbeda dengan tempat merekabekerja dahulu.
b.         Kedua, lebih mengarah pada karyawan baru perlu bertingkah laku dalam kelompok, divisi, atau unitnya. Disalah satu perusahaan, diatur adanya seorang “buddy” yang akan menemani karyawan baru, dan menjadi tempat mengajukan pertanyaan. Misalnya saja, mengenai kebiasaan makan siang, apa yang harus dilakukan sendiri kalau mesin fotocopy macet, prosedur meminta ganti uang taksi, dan sebagainya. Disini divisi SDM juga berkewajiban untuk menyiapkan informasi yang komunikatif tentang bagaimana mengajukan permintaan, apa yang akan didapat karyawan, serta apa yang merupakan hak dan kewajiban karyawan.
c.         Ketiga atau yang tertinggi, beberapa manajemen puncak akan memfokuskan perhatian pada transfer sebanyak mungkin pemahaman mengenai prinsip-prinsip komunikasi, nilai-nilai yang dianut perusahaan, serta bagaimana seorang karyawan dapat berpartisipasi dan berkontribusi di perusahaan.