Dampak Positif Teknologi Terhadap Perkembangan Ekonomi (part 2)
Di negara maju kualitas teknologi yang sudah teruji mampu mendongkrak peningkatan ekonomi negara tersebut. Apalagi didukung oleh arus modal (investasi) yang besar yang mendorong quantum produksi barang / jasa. Jepang, Korea Selatan dan Taiwan adalah contoh nyata bagaimana memadukan aspek teknologi dan kapital (modal / investasi) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negaranya. Ketiga negara tersebut dikenal sebagai Macan Ekonomi Asia. Produk–produk Jepang, Korea dan Taiwan bahkan sudah membanjiri pasar dunia yang membuat negara besar seperti Amerika Serikat perlu mengambil langkah- langkah khusus untuk melindungi produk–produk dalam negerinya.
Brazil, Rusia, India dan China adalah empat negara yang memiliki perkembangan ekonomi signifikan. Pada tahun 2001 Goldman Sachs mengakronimkan keempat negara tersebut dengan nama BRIC. Menurutnya pada tahun 2050, gabungan ekonomi keempat negara itu akan mengalahkan negar-negara terkaya di dunia saat ini. Semua itu tak lepas dari peran teknologi dan investasi yang difasilitasi oleh negara.
Di masa depan, dampak perkembangan teknologi di dunia industri akan semakin penting. Tanda-tanda telah menunjukkan bahwa akan segera muncul teknologi bisnis yang memungkinkan konsumen secara individual melakukan kontak langsung dengan pabrik sehingga pelayanan dapat dilaksanakan secara langsung dan selera individu dapat dipenuhi, dan yang lebih penting konsumen tidak perlu pergi ke toko.
Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah skill dan pengetahuan yang dimiliki.Kecenderungan perkembangan teknologi dan ekonomi, akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan. Kualifikasi tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan mengalami perubahan yang cepat. Akibatnya, pendidikan yang diperlukan adalah pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja yang mampu mentransformasikan pengetahuan dan skill sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang berubah tersebut.
Secara simetris dunia usaha telah mentransformasi pemetaan tenaga kerjanya sesuai kebutuhan dan kualifikasi yang mereka perlukan. Karenanya tak jarang kita melihat sekolah–sekolah dan perguruan tinggi–perguruan tinggi yang didirikan atau berafiliasi dengan industri tertentu, misalnya Program Diploma Pegadaian dibawah koordinasi Kementerian Keuangan, Sekolah Tinggi Telekomonikasi milik PT. Telkom, Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) yang dikelola oleh Kepolisian RI, dan lain sebagainya.
Industri swasta pun melakukan pola yang sama. Ada Perguruan Tinggi Gajah Tunggal yang menjadi suplier kebutuhan SDM bagi PT. Gajah Tunggal di Tangerang, STIKES MH. Thamrin yang menyokong tenaga kerja di RS. MH Thamrin dan sebagainya.
Sebagian dunia usaha lebih memfokuskan ‘road map’ kebutuhan tenaga kerja mereka dengan menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi tertentu atau membuka lowongan kerja dengan menambahkan kualifikasi spesifik sesuai kebutuhan mereka.
Di bidang kedokteran, kemajuan ekonomi mampu menjadikan produk kedokteran menjadi komoditi.
Satu atau dua dekade lalu semua produk yang berhubungan dengan kedokteran seolah menjadi ‘hak prerogatif’ dokter dan rumah sakit. Obat–obatan misalnya, nyaris selalu menggunakan resep atau obat tradisional. Demikian juga alat–alat kesehatan.
Bandingkan dengan sekarang, orang akan dengan sangat mudah membeli obat ataupun peralatan kesehatan yang dibutuhkannya secara bebas. Bahkan sentra-sentra penjualan produk-produk kesehatan bagai cendawan di musim hujan, khususnya di kota-kota besar.
(Bersambung…)
Nah ,,, . sharing belajar hari ini sampai disini dulu,
elha Production yang bergerak dalam bidang training pendidikan hadir menjadi mitra bagi sekolah khususnya sekolah menengah kejuruan untuk mempersiapkan mereka saat masuk kedunia kerja. Dibimbing oleh trainer kompeten dari LPPI dan Mandiri, minat training,workshop,seminar,coaching peningkatan kinerja manajemen.
hubungi ulan.elhapro - 082199269136 Semoga bermanfaat.